Jumat, 21 Desember 2007

Dam Jagir

Sejarah heroisme Surabaya, sebenarnya bisa ditelusuri dari sini.

Sejarah berdirinya Kota Surabaya diawali dengan keberhasilan pasukan Raden Wijaya menghancurkan bala tentara Tartar di Pacekan, Surabaya, yang kini kokoh berdiri Pintu Air Jagir. Peristiwa tahun 1293 yang menggagalkan rencana penyerangan tentara Tartar ke Kediri itulah kemudian diambil sebagai hari ulang tahun Kota Surabaya hingga sekarang.
Wonokromo boleh dikata merupakan tempat pertama lahirnya Surabaya. Dulu, Wonokromo juga dikenal sebagai tempat tinggal Adipati Wonokromo keturunan Sunan Ampel. Konon, daerah itu merupakan pantai Surabaya pada abad ke-9. Desa Pacekan berada di sebelah Wonokromo. Nama desa Pacekan dan Surabaya telah tercantum dalam kitab Negarakertagama.
Pintu air atau dam Jagir dibangun pada masa pemerintahan Belanda sekitar 1912, berada di Desa Pacekan. Kawasan ini kemudian berkembang menjadi kampung-kampung lain yang sejajar. Kawasan tersebut memanjang hingga memasuki kawasan Wonocolo. Pintu Air Jagir dibangun untuk pengontrolan air sungai yang masuk ke Surabaya. Pintu air ini banyak menyuplai bahan baku air tersaring untuk konsumsi air bersih warga kota. Meskipun pintu air itu adalah bangunan utilitas, tapi arsitekturnya dibuat sangat baik.
Bangunan Pintu Air Jagir ini sebenarnya dapat dijadikan aset wisata yang dapat mendatangkan devisa negara. Nilai kesejarahan pintu air ini dapat dipromosikan kepada wisatawan domestik maupun Belanda yang memiliki relasi masa silam. Kondisi pintu air sekarang ini tak ubahnya sebuah tugu tak bertuan. Padahal, para pelancong (terutama dari Belanda) yang berkunjung ke Surabaya ingin sekali menyaksikan semua pintu air di Surabaya, tak terkecuali Pintu Air Jagir.
Langkah memperindah Wonokromo, seperti sekarang tampak gemerlap, membawa efek lanjutan berupa pembersihan Kali Wonokromo dan Kalimas secara total. Pintu Air Jagir dapat dijadikan tonggak awal wisata air dari kawasan Surabaya Selatan. Wisata air memang membutuhkan perahu-perahu molek yang kondusif untuk plesiran di sepanjang aliran sungai.
Dari pintu air inilah wisatawan akan dapat menelusuri beningnya aliran sungai di kawasan timur: Jagir Wonokromo, Panjang Jiwo, Kedung Baruk, Wonorejo Rungkut, Wonorejo Tambak, sampai ke Selat Madura. Ke barat wisatawan dapat menelusuri indahnya Pulo Wonokromo, Gunungsari, Karah, sampai pada Karang Pilang Barat. Ke utara wisatawan dapat menjelajahi Ngagel, Dinoyo, Keputran, Kayun, Ketabang, Peneleh, Jembatan Merah, dan berakhir di Tanjung Perak (Selat Madura).
Pemerintah Kota Surabaya pun menetapkan Pintu Air Jagir sebagai satu dari 61 bangunan cagar budaya yang tidak boleh diubah, dirobohkan, apalagi dirusak. -hm/foto: anton



2 komentar:

Unknown mengatakan...

lam kenal Mas...
kok sy gak pernah dapet yah cerita asal usul kota surabaya yg lengkap.. yg kayak cerita rakyat gitu...kia2 bisa dibantuin gak??

Unknown mengatakan...

Kerajaan kediri